Rabu, 06 Mei 2015

Tumbal seorang Raja

Hikmah dibalik sebuah Musibah

Raja dan Jari Telunjuk yang Hilang

Di  satu hutan

Di suatu hari sang Raja bersama Perdana Menterti nya disertai beberapa prajurit nya sedang dalam perjalanan hendak berburu ke satu hutan.
Raja ini memang mempunyai hobi di waktu senggang adalah berburu Kancil
Satu ketika Sang Raja terlalu asyik sedang mengintai kancil hingga di ikuti sampai ke tengah hutan belantara, hingga akhirnya terpisah dari pandangan Perdana Menteri dan Prajurit nya.


Karena kancil pun berlari maka sang Raja pun ikut berlari hendak mengejar kancil bermaksud untuk mendekatkan bidikan panahnya.
Namun apa yang terjadi? Raja itu pun akhirnya terperosok masuk kedalam lubang curam di antara bebatuan dan ranting-ranting tajam.

Lama waktunya sang Raja terperangkap dalam lubang itu, dalam keadaan pakaian yang robek karena ranting tajam, serta beberapa luka di seluruh tubuhnya akibat jatuh diantara bebatuan. Jari telunjuk nya pun putus mungkin sempat menahan terjepit dicelah bebatuan, namun beban barat Raja tak mampu menahan hingga akhirnya terjatuh ke dasar dan mengalami putus jari telunjuknya. Sang Raja pun tak sadarkan diri karena kesakitan.

Setelah beberapa lama kemudian akhirnya prajurit dan Perdana Menteri bisa menemukan Raja itu, karena ada beberapa sobekan pakaiannya  dan anak panah yang tercecer di wilayah itu. Kemudian ditandu lah Raja itupun ke Istana.

Disebuah Istana Kerajaan

Raja pun siuman dan terbangun dari tempat tidurnya. Dia tak kuasa menahan kesedihannya dengan apa yang terjadi. Dipanggilah Perdana Menteri itu sebagai penasihat di istana kerajaan tersebut. 
Rajapun berbicara kepada Perdana Menterinya dengan apa yang telah terjadi. Menceritakan dan mananyakan apa yang harus di lakukan sebagai penasihat Raja di Istana ini. Dan menanyakan pendapatnya mengenai apa yang telah di alami Raja.

" Bagaimana pendapat anda tentang ini, kini jari telunjukku sudah hilang." kata Raja.
" Saya ingin mendengar pendapat yang bisa mengiburku, karena aku sekarang dalam keadaan sakit." lirih ya.
Tak lama Perdana Menteri pun mendekat dengan sambil tersenyum,
"Paduka, hamba rasa dengan apa yang terjadi pasti akan ada Hikmahnya di balik semua ini." sahut Perdana menteri.
Sang raja mengkerutkan dahi sambil memandang mata Perdana Menteri itu merasa tak habis fikir dalam keadaan sakit yang di inginkan adalah jawaban yang membuat senang tapi malah jawaban yang membuat Raja itu tidak mengerti apa maksudnya.

Rajapun menyuruh nya keluar dari kamar dan memberi waktu untuk si penasihat Istana itu untuk berfikir dan mempersiapkan jawaban yang membuat Dia senang.
Setelah beberapa saat akhirnya dipanggilah kembali Perdana Menteri itu. 
Lalu Raja menanyakan hal serupa kepada Perdana Menteri itu.
Akan tetapi Perdana Menteri itu menjawab dengan perkataan sama bahwa dibalik peristiwa yang terjadi pasti akan ada Himah nya.
Raja pun mulai jengkel dengan jawaban itu dan berkata kepada Perdana Menteri " Hikmah apa yang harus saya terima? Hikmah dengan nama Raja cacat tak punya Telujuk!!!" 

Baiklah kata sang raja dan memberi kesempatan satu kali lagi untuk berfikir, dan nanti akan dipanggil kembali untuk terakhir kalinya. " Dan ingat!! Jika jawaban nya tidak membikin aku senang maka akan aku masukan kau ke dalam Penjara!" kata Raja dalam keadaan marah.

Malam pun tiba dan waktunya serentak di istana itu dengan kegiatan santap malam. Namun ketika berkumpul di ruang makan sang Raja, Raja itu memanggil kembali Perdana Menteri itu dan berbicara dengan hal sama untuk terakhir kalinya, dan mengingatkan jikalau jawabannya tidak membuat Raja senang sudah sesuai janjinya akan dimasukan ke dalam penjara bawah tanah.

Akan tetapi kekuatan dan keyakinan yang Teguh Perdana Menteri itu menjawab dengan hal yang sama. " Duhai Paduka Raja yang saya Hormati, Semua ini pasti ada Hikmahnya. Maka Ikhlaskan lah. Yang terpenting Paduka tidak kehilangan segalanya, masih bisa pulang ke Istana dan berkumpul dengan Keluarga. Yakinlah bahwa Tuhan mampunyai rancana lain dibalik semua ini. Untuk itu Ikhlaskan lah dan memerima apa yang sudah terjadi." kata Perdana Menteri itu.

Tak kuasa mendengar jawaban seperti itu Raja pun marah kepada Perdana Menteri dan memerintahkan kepada pengawalan Istana untuk memasukanya ke dalam Penjara di bawah tanah.

Delapan bulan kemudian

Suatu ketika Raja sudah mengalami kesembuhan dari luka di tubuhnya dan kembali sehat seperti sedia kala. Hingga suatu saat Raja itupun rindu akan kegemarannya dalam berburu.

Diperintahkannya sejumlah Prajurit untuk ikut dalam kegiatan berburu memenani Raja. Namun untuk saat ini keinginan Raja adalah mencari wilayah baru. Karena wilayah perburuan yang lama sudah menjadi tempat kotor bagi Raja karena sudah membuat celaka dan kehilangan jari telunjuk Raja.

Ketika dalam perburuan Raja dan Prajuritnya merasa kebingungan mengenai wilayah itu, maklum karena belum pernah dilewati sebelumnya. Suasana masih asli dibilang Hutan masih Perawan.

Tak lama kemudian tiba-tiba beberapa Prajurit berjatuhan kena anak panah yang entah dari mana datangnya. Ternyata wilayah itu memiliki penghuni suku asli Primitive dan mereka sedang mengintai. Karena mereka merasa terancam maka mereka melontarkan beberapa anak panah kepada Prajurit itu. Dan akhirnya mereka pun berPerang melawan suku Primitive tersebut.

Kekalahan sang Raja

Akhirnya dalam pertempuran itu semua Prajurit tewas terbunuh oleh suku Primitive itu, karena jumlah mereka lebih banyak dibanding Prajurit sang Raja. Karena memang Prajurit itu dibawa sedikit hanya menemani Raja berburu saja bukan untuk berperang.
Ketika itu Raja hendak berlari namun tidak tahu arah mana yang akan di lalui karena baru pertama kali menginjakan kaki di wilayah itu.

Atas perintah Kepala Suku Primitive itu, satu sosok manusia yang berpakain bagus dan berwajah ganteng itu harus disisakan dan jangan di bunuh. Tetapi harus ditangkap dalam keadaan hidup.
Sosok manusia berpakaian bagus dan berwajah ganteng itu yaitu sang Raja. Dan di ikat dan di bawalah Raja itu ke pemukiman Sukun Primitive.

Kepala suku adat Primitive sudah mengintai sejak Raja dan Prajurit masuk ke wilayah mereka, dan memerintahkan bahwa ada ancaman masuk ke wilayah mereka dan harus di bunuhnya. Akan tetapi satu sosok Pria tampan itu agar di tangkap hidup-hidup dan jangan sampai ada luka. Dalam artian dalam penangkapan jangan melakukan kekerasan.

Dan memang dalam keadaan terkepung san Raja pun sudah tidak bisa berbuat apa-apa dan menyerahkan diri tanpa perlawanan, hingga suku primitive mampu menggiring sang Raja dengan mudah.

Dijadikan Tumbal

Setelah satu malam Raja itu menjadi tawanan suku Primitive, tiba-tiba sang Kepala Suku memerintahkan untuk segara dimandikan dan dibersihkannya dari segala kotoran. Maka beberapa suku primitive disana memandikanlah Raja itu dengan wewangian kembang 7 rupa.
Sebagian suku primitive sedang melakukan persiapan untuk acara ritual tepat di siang hari pas pada saat Matahari tepat di atas kepala.

Ternyata Raja tersebut akan dijadikan tumbal untuk para Dewa persembahannya suku Primitive itu. Dengan paras berwajah Tampan, bertahtakan Raja, pasti Maha Dewa akan senang dengan persembahannya ini menurut Kepala Suku Primitive itu.
Disaat sang Raja selesai di mandikan, maka diperintahkan untuk menggunakan pakainan adat mereka yang bersih lalu sebagian yang lain memotong dan membersihkan kuku nya agar bersih.

Namun apa yang terjadi, ketika sedang membersihkan kuku nya tampak sang Raja ini tidak memiliki Jari Telunjuk. Lalu penasihat adat itu berlari menghadap Kepala Suku Primitive dan menjelaskan bahwa Tumbal kita tidak sesuai dengan persyaratan. Yakni memiliki kekurangan pada jari telunjuknya dan dikatakan cacat.
Maka serentak acara ritual itu di hentikan dan dipanggilah Raja itu sama Kepala suku Primitive.

Lalu dibentaklah Raja itu dan dimakinya, dikatai Raja cacat, Raja penyakitan, dan mengusirnya dari wilayah itu karena takut dengan adanya Kutukan dari Mahadewa.
Dipercaya sama suku Primitive tersebut jika ada sosok manusia cacat itu adalah kutukan dan harus di usir dari wilayah itu.

Kembali ke Istana

Akhirnya sang Raja itupun dilepaskan dan dijauhkan dari wilayah suku Primitive itu. Dan Raja pun berjalan menelusuri Hutan hendak mencari jalan menuju pulang ke Istana. Meski tersesat dalam hutan selama dua hari dan namun akhirnya Raja pun bisa mememukan jalan pulang dan kembali ke Istana.

Betapa riang disambutnya sang Raja itu oleh Permaisuri dan Putra Putri Raja terharu karena sudah beberapa hari tidak pulang tanpa ada kabar.
Namun sang Raja itu sekembalinya ke Istana yang ditemui bukanlah Istri Permaisurinya dan Putra putrinya, melainkan langsung menanyakan Perdana Menterinya yang ia hukum di Penjara.

Lalu dipanggilah Persana Menteri itu ke tengah Istana, dengan wajah lusuh kurus karena lama di penjara, Perdana Menteri itu pun menghapiri sang Raja.
Sang Raja itu melihat sosok Persana Menteri nya yang dulu tampan berwibawa, kaum cendikiawan namun sekarang menjadi kurus kering dan lusuh karena tinggal dalam penjara bawah tanah.
Sang Raja itu pun memeluk Perdana Menteri itu dengan tetesan air mata.

Perdana menteri nya menanyakan " wahai Paduka apa yang terjadi Gerangan hingga memeluk dan meneteskan air mata?"
Sang Raja pun menjawab," Aku Baru mengerti dengan apa yang kau katakan pada waktu itu, Kamu memang benar bahwa ada Hikmah di balik atas terjadinya hilang Jari telunjuk ini."

Raja pun menjelaskan perkara kejadiannya bahwa dia bisa selamat tidak dijadikan Tumbal oleh suku adat Primitive  karena tidak mempunyai jari telunjuk.

Setelah mengerti dan paham, tiba-tiba Perdana Menteri itu pun memegang kedua tangan sang Raja dan mengucapkan Terima kasih telah memenjarakannya.

" kenapa berterimakasih kepadaku, padahal engkau aku Penjarakan?" kata sang Raja heran.

" Iya Paduka Raja, andaikata hamba tidak dalam Penjara pasti hamba menemani Paduka pergi berburu, dan pastilah Hamba sebagai Perdana Menteri kerabat terdekat yang akan Menggantikan untuk dijadikan Tumbal itu " jawab sang Perdana Menteri.

Mereka saling bertatapan dan saling memahami akan arti dari Misteri dibalik Kehidupan. Asalkan kita yakin bahwa Tuhan itu selalu memberikan jalan terbaik bagi setiap Umatnya.

Itulah Hikmah dari cerita tersebut  bahwa sesungguhya,  Rencana Tuhan itu pasti ada yang terbaik dibalik segala kejadian.

Terimakasih atas segala perhatiannya, mohon maaf jika ada kekurangan, persamaan nama, jabatan, dan kesamaan akan cerita ini.
Kami hanyalan manusia biasa yang berusaha untuk memberikan unsur positif lewat satu cerita.

Wassalam

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan sopan